PERTEMUAN IV
ANGGARAN PRODUKSI
1.
Pengertian
Anggaran Produksi
Anggaran produksi adalah suat perencanaan
secara terperinci mengenai jumlah unit produk yang akan diproduksi selama
periode yang akan datang, yang di dalamnya mencakup rencana mengenai jenis (kualitas),
jumlah (kuantitas), waktu (kapan) produksi akan dilakukan. Anggaran produksi
berarti anggaran kegiatan, karena produksi adalah proses kegiatan membuat
produk. Produksi tidak perlu dianggarkan, tetapi dijadwalkan.
Dalam pengertian sempit anggaran produksi
adalah merupakan jumlah yang harus diproduksi. Jumlah barang yang akan dijual
akan mencerminkan pendekatan yang berbeda yaitu kebijaksanaan tingkat produksi
yang menekankan pada stabilitas produksi persediaan yang mengambang, dan jika
kebijaksanaan ditekankan pada tingkat penjualan maka pengendalian tingkat
persediaan yang mengambang. Kombinasi keduanya akan memunculkan produksi dan
persediaan akan berubah dalam batas waktu tertentu.
Anggaran produksi disusun dengan
memperhatikan semua kegiatan produksi yang yang diperlukan untuk menunjang
anggaran penjualan yang telah disusun. Rencana produksi meliput penentuan
produk yang harus diproduksi untuk memenuhi penjualan yang direncanakan dan
memepertahankan tingkat persediaan barang jadi yang diinginkan.
Anggaran produksi adalah perencanaan dan
pengorganisasian sebelumnya mengenai orang-orang, bahan-bahan, mesin-mesin, dan
peralatan lain serta modal yang diperlukan untuk memproduksi barang pada suatu
priode tertentu dimasa depan sesuai dengan apa yang dibutuhkan atau diramalkan.
2.
Kegunaan
Anggaran Produksi
Anggaran produksi berguna untuk pedoman
kerja, koordinasi kerja, dan pengendalian kerja divisi produksi. Semua level
manajer di divisi produksi harus bekerja berdasar anggaran produksi.
Di samping itu anggaran produksi berguna untuk:
·
menunjang kegiatan penjualan,
·
menjaga tingkat persediaan barang jadi yang
sewaktu-waktu di minta oleh konsumen,
·
mengendalikan kegiatan produksi agar dapat
meneipta harga pokok produksi yang serendah- rendahnya.
Secara umum anggaran produksi berguna
sebagai pedoman kerja , pengkoordinasian kerja dan pengawasan kerja. Sedangkan
secara khusus anggaran produksi dapat berguna sebagai.
a)
Menunjang kegiatan penjualan, sehingga produk
dapat disediakan sesuai dengan waktu yang telah direncanakan.
b)
Menjaga tingkat persediaan yang memadai dengan
cara mengusahakan persediaan yang tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil.
c)
Mengatur produksi agar biaya produksi dapat
ditekan seminimal mungkin.
Adapun tujuan dari anggaran produksi adalah
sebagai berikut :
·
Untuk mencapai tingkat keuntungan tertentu,
misalnya berapa hasil yang diproduksi supaya dapat dicapai tingkat keuntungan
dengan persentase tertentu dari keuntungan setahun terhadap penjualan yang
diinginkan.
·
Untuk menguasai pasar tertentu, sehingga hasil
perusahaan ini tetap mempunyai market share tertentu.
·
Untuk mengusahakan supaya perusahaan pabrik ini
bekerja pada tingkat efisien tertentu.
·
Untuk mengusahakan dan mempertahankan supaya
pekerjaan dan kesempatan kerja yang sudah ada dapat sernakin berkembang.
3.
Faktor-faktor
yang mempengaruhi Anggaran Produksi
Aggaran produksi seperti dihitung
berdasarkan anggaran penjualan menentukan anggaran penggunaan bahan, anggaran
pembelian bahan, anggaran biaya upah buruh atau anggaran biaya tenaga kerja
langsung, dan anggaran biaya ovehead pabrik. Perencanaan dan penjadwalan
produksi adalah tugas pabrik yang menyangkut penentuan jumlah barang yang
diproduksi dan penentuan waktu produksi. Oleh sebab itu faktor-faktor yang
mempengaruhi penyusunan anggaran produksi antara lain adalah :
·
Rencana penjualan yang tertuang dalam anggaran
penjualan,
·
Kapasitas pabrik dan peralatan pabrik yang
tersedia termasuk teknologi yang digunakan,
·
Tenaga buruh termasuk rekruitmen, pelatihan,
penempatan, penggpahan, dan pemutusan hubungan kerja,
·
Bahan baku termasuk teknik transportasi dan
pergudangan, dan
·
Modal kerja untuk menjalankan proses produksi
4.
Faktor-faktor
Internal dan Eksternal dalam Penyusunan Budget Produksi
a)
Faktor
Internal
Faktor internal adalah
faktor-faktor yang berada dalam perusahaan yang mempunyai pengaruh terhadap
kelangsungan perusahaan :
·
Penjualan tahun lalu bisajadi patokan
·
Kebijakan perusahaan yang berhubungan dengan
harga jual
·
Syarat pembayaran barang yang dijual
·
Pemilihan saluran distribusi
·
Tenaga kerja yang dimiliki perusahaan
(Quantitatif atau Qualitatif)
·
Modal kerja yang dimiliki perusahaan (Current
asset -Current liabilities)
·
Fasilitas yang dimiliki perusahaan
·
Kebijaksanaan perusahaan yang dimiliki
perusahaan dibidang-bidang lain
b)
Faktor
Eksternal
Faktor-faktor eksternal/ faktor luar perusahaan, tapi
memiliki pengaruh terhadap perusahaan:
·
Persaingan
·
Tingkat pertumbuhan penduduk
·
Tingkat penghasilan masyarakat
·
Tingkat pendidikan masyarakat
·
Tingkat penyebaran masyarakat
·
Agama, adat istiadat dan kebijaksanaan
masyarakat
·
Kebijaksanaan pemerintah
·
Keadaaan perekonomian internasional maupun
nasional dan kemajuan tehnologi.
5.
Penyusunan
Anggaran Produksi
Dalam penyusunan anggaran produksi yang
mengutamakan stabilitas produksi ditentukan terlebih dahulu kebutuhan selama 1
tahun, kemudian diperkirakan kebutuhan setiap bulannya. Akhirnya tingkat
persediaan disesuaikan dengan kebutuhan, agar produksi tetap stabil.
Penyusunan anggaran produksi tergantung
pada anggaran penjualan. Dalam kondisi pasar persaingan sempurna, anggaran
penjualan merupakan acuan utama untuk menyusun anggaran produksi, anggaran
biaya pemasaran, anggaran biaya administrasi dan anggaran laba operasi. Manajer
produksi sebelum melaksanakan kegiatan menyusun anggaran produksi dalam unit dan
anggaran persediaan barang jadi dalam unit.
Suatu produksi dapat berjalan dengan
lancar apabila interaksi antara faktor¬faktor produksi yang digunakan. Apabila
hal tersebut dilakukan dengan sempurna maka akan menghasilkan output yang baik.
Dengan adanya pengaturan dalam faktor-faktor produksi tersebut dapat diperbaiki
tingkat efektifitas dan efisiensi proses produksi yang akhirnya tujuan
manajemen produksi akan dapat dicapai dengan baik.
Pengolahan faktor-faktor produksi yang
ada sebaiknya dilakukan berdasarkan kesempatan yang dimiliki selanjutnya
dipilih kesempatan yang mana dapat dicapai, sebenarnya sangat banyak kesempatan
terbuka untuk dilaksanakan, tetapi karena adanya keterbatasan dalam
faktor-faktor produksi, maka harus dilakukan suatu prosedur sesuai dengan jenis
usaha dan kegiatan yang dilakukan. “Secara formal dapat dinyatakan bahwa
prosedur merupakan bagian dari urutan kronologis dan cara yang ditetapkan untuk
melaksanakan suatu pekerjaan. Urutan kronologis merupakan ciri khas dari setiap
prosedur, sebuah prosedur menunjukkan bagaimana masing-masing tugas akan
dilaksanakan dan siapa yang akan melaksanakannya
Untuk itu peranan prosedur perencanaan
produksi dalam setiap perusahaan sangat besar, karena seluruh tugas yang
dilakukan dalam proses produksi harus ditetapkan dalam rencana. Dalam
menetapkan prosedur perencanaan maka pimpinan harus memperhatikan
tahapan-tahapan sebagai berikut:
·
Menetapkan tujuan maupun serangkaian tujuan
·
Merumuskan keadaan saat ini
·
Mengidentifikasikan segala kemudahan dan hambatan
·
Mengembangkan rencana atau serangkaian kegiatan
untuk mencapai tujuan
Secara garis besar anggaran produksi disusun dengan
menggunakan rumus umum sebagai berikut :
Tingkat penjualan
(dari anggaran penjualan).........................XX
Tingkat
persediaan akhir ......................................................XX +
Jumlah…………………………………………..................... XX
Tingkat
persediaan awal ........................................................XX -
Tingkat produksi
...................................................................XX
6.
Langkah
Praktis Menyusun Anggaran Produksi
A.
Langkah-langkah umum penyusunan anggaran
produksi:
·
Menentukan periode waktu yang akan dipakai
sebagai dasar dalam penyusunan anggaran produksi yang selaras dengan periode
yang digunakan dalam penyusunan anggaran penjualan.
·
Menentukan satuan fisik dari barang yang akan
dihasilkan
·
Menentukan standar penggunaan sumber daya (bahan
baku, tenaga kerja langsung dan penggunaan fasilitas.
·
Menentukan kebijakan pola produksi dan kebijakan
persediaan.
·
Menyajikan Anggaran produksi dalam sebuah tabel.
Penyajian dalam bentuk sederhana setidaknya memuat informasi tentang waktu dan
jumlah produksi. Jumlah produksi dihitung dengan mempertimbangkan persediaan
awal dan persediaan akhir barang jadi. Produksi = Penjualan+ pewrsediaan akhir
– persediaan awal.
·
Untuk kasus-kasus yang lebih kompleks penyajian
dapat disesuaikan dengan prinsip jelas dan informatif
B.
Langkah-Langkah
Pelaksanaan Anggaran Produksi
Di samping itu dapat pula disusun
langkah-langkah utama yang dilakukan dalam rangka menyusun anggaran produksi
pelaksanaanya:
a)
Tahap
perencanaan
·
Menentukan periode waktu yang akan dipake
sebagai dasar dalam penyusunan bagian produksi.
·
Menentukan jumlah satuan fisik dari barang yang
harus dihasilkan.
b)
Tahap
pelaksanaan
·
Menentukan kapan barang diproduksi.
·
Menentukan dimana barang akan diproduksi
·
Menentukan urut-urutan proses produksi
·
Menetukan standar penggunaan fasilitas-fasilitas
produksi untuk mencapai efisiensi
·
Menyusun progam tentang penggunaan bahan mentah
,buruh, service dan peralatan.
·
Menyusun standar produksi
·
Membuat perbaikan-perbaikan bilamana diperlukan.
Dalam tahap perencanaan diatas, dikatakan
bahwa penentuan jumlah satuan fisik barang yang harus diprodusir disesuaikan
dengan rencana penjualan. Pada umumnya rencana penjualan disajikan dalam unit
fisik, sehingga menghitung jumlah barang yang harus diproduksi adalah mudah.
Contoh:
Diharapkan bahwa 60 unit barang A akan berada ditangan
perrusahaan pada awal periode nanti. Penjualan selama satu periode direncanakan
100 unit. Sedangkan persediaan akhir diperkirakan 40 unit.
Sehingga perusahaan harus memproduksi barang A sebanyak 80
unit, dengan perhitungan sebagai berikut :
Penjualan 100
unit
Persediaan akhir 40
unit +
Kebutuhan 140
unit
Persediaan awal 60
unit –
Produksi 80
unit
Kemudian, pada tahap pelaksanaan terdapat
langkah yang menentukan kapan barang akan diproduksi oleh perusahaan. Dalam menentukan
kapan suatu barang akan diproduksi , terlebih diperkirakan:
·
Lamanya proses produksi,yakni jangka waktu yang
diperlukan untuk memproses barang mentah menjadi barang jadi.
·
Jumlah barang yang akan dihasilkan selama satu
periode,dengan melihat kembali anggaran penjualan.
Bagi perusahaan yang telah berkali-kali
menghasilkan barang yang sama,lamanya proes produksi dapat diketahui dengan
mengingat pengalaman-pengalaman di masa lalu. Sedangkan bagi perusahaan yang
belum pernah menghasilkan barang tertentu sehingga tidak mempunyai data
historis tentang barang tersebut, dapat melakukan penelitian dengan cara
sederhana berupa pembuatan proto type Barang yang akan dihasilkan.
Dalam menentukan atau memperkirakan
jangka waktu produksi dan jumlah barang yang akan dihasilkan,beberapa faktor
harus dipertimbangkan. Faktor –faktor tersebut berupa :
a)
Fasilitas
Pabrik
Progam-progam produksi harus selalu dikaitkan dengan
fasilitas tersedia dalam pabrik serta selalu selalu mempertimbangkan efisiensi
penggunaan fasilitas tersebut.
b)
Fasilitas
Pergudangan
Beberapa jenis barang membutuhkan system penyimpanan
secara khusus karna sifat-sifatnya yang khusus pula. Produksi yang terlalu jauh melebihi kemampuan
gudang untuk menyimpannya akan mengakibatkan resiko-resiko,yang tentu saja
menimbulkan biaya bagi perusahaan.
c)
Stabilitas
Tenaga Kerja
Beberapa jenis barang mempunyai sifat permintaan yang
musiman. Dengan berdasarkan pada anggaran penjualan,pada bulan-bulan tertentu
dimana volume penjualan diperkirakan tinggi mungkin perusahaan harus memaksakan
diri dalam berproduksi. Dalam hal ini perusahaan dapat menambah buruhnya atau
menambah jam kerja buruh setiap harinya. Apabila buruh yang diperlukan sebagai
tambahan mudah didapat maka tidak ada masalah yang dapat mempengaruhi kelancaran
prose produksi. Tetapi bila buruh tidak mudah di dapat, berarti stabilitas
kerja diperusahaan itu terganggu. Ini
dapat dihindarkan dengan membuat perencanaan produksi secara hati-hati dan
membuat kebijaksanaan dalam hal persediaan dengan lebih teratur.
d)
Stabilitas
bahan mentah
Apabila bahan mentah yang dipakai tidak selalu tersedia
dipasar hal itu dapat membahayakan kelancaran proses produksi. Karna itu
kebijaksanaan dalam pembelian barang mentah sangat perlu diperhatikan.
e)
Model
yang digunakan
Besar kecilnya modal kerja yang tersedia akan mempunyai
pengaruh terhadap besar kecilnya volume produksi dan kebijaksanaan persediaan.
Dengan kata lain kebijaksanaan produksi harus diseimbangkan dengan kemampuan
financial.
7.
METODE
PENYUSUNAN ANGGGARAN PRODUKSI
Dalam
praktek umumnya, terdapat kebijakan tertentu mengenai tingkat produksidan
tingkat persediaan barang. Setiap kebijakan yang diambil tentu mempunyai
implementasi yang berbeda.
Apakah
manajemen akan melakukan pendekatan kebijakan terhadap produksi dengan mengutamakan
stabilitas produksi atau akan mengutamakan stabilitas persediaan da bisa juga
manajemen mengkombinasi dari dua kebijakan tersebut.
Berdasarkan
uraian diatas maka pendekatan atau kebijakan dalam menyusun anggaran dapat
dibagi menjadi 3 (tiga) yaitu:
A.
Anggaran
produksi dengan stabilitas produksi
Yang dimaksud dengan
mengutamakan stabilitas produksi adalah perkembangan yang stabil dari jumlah
yang diproduksi di waktu yang akan datang, sehingga walaupun terjadi fluktuasi
penjualan, jumlah unit yang diproduksi tetap sama.
Metode ini digunakan untuk
perusahaan/manajemen yang sangat memperhatikan kestabilan produksi.
Langkah-langkah penyusunan
anggaran produksi dengan stabilitas produksi, antara lain :
v Membagi volume produksi
yang direncanakan dengan banyaknya periode produksi. Apabila menghasilkan angka
desimal maka dilakukan pembulatan dan kekurangannya ditambahkan pada periode
yang dianggap tinggi penjualannya.
v Menentukan volume
persediaan akhir dengan rumus:
Persediaan
akhir = (Volume Produksi + Persediaan Awal) – Volume Penjualan.
Persediaan akhir periode
saat ini merupakan persediaan awal periode berikutnya.
Contoh 1 Kasus :
Diketahui
rencana penjualan PT. Honda selama 1 tahun (2013) adalah :
Bulan
|
Tingkat Penjualan
|
(Unit)
|
|
Januari
|
1.500
|
Februari
|
1.600
|
Maret
|
1.600
|
April
|
1.400
|
Mei
|
1.200
|
Juni
|
1.000
|
Juli
|
700
|
Agustus
|
600
|
September
|
900
|
Oktober
|
1.100
|
November
|
1.200
|
Desember
|
1.400
|
Jumlah
|
14.200
|
Sedangkan tingkat
persediaan adalah :
·
Persediaan awal
tahun = 2.000 Unit
·
Persediaan akhir
tahun = 1.500 Unit
Diminta :
a.
Buatlah
Anggaran produksi dengan stabilitas produksi untuk tahun 2013
b.
Buatlah
Anggaran produksi dengan stabilitas produksi secara bulanan untuk tahun 2013
Penyelesaian :
a.
Anggaran produksi dengan stabilitas
produksi untuk tahun 2013
Jumlah yang harus diproduksi adalah :
Penjualan 1 tahun = 14.200 unit
Persediaan akhir tahun = 1.500
unit +
Kebutuhan 1 tahun = 15.700 unit
Persediaan awal tahun = 2.000
unit -
Jumlah
yang harus diproduksi =
13.700 unit
b.
Anggaran produksi dengan stabilitas
produksi secara bulanan untuk tahun 2013
Pengalokasian tingkat produksi tiap bulan dapat
dilakukan dengan 2 cara ;
a)
Produksi
selama 1 tahun =
13.700 unit
Produksi per bulan =
13.700 unit : 12 bulan
=
1.141,67 unit
Kelemahan cara ini sering ditemukan
bilangan-bilangan tidak bulat, sehingga sulit untuk dilaksanakan dengan tetap
atau tepat?
b)
Produksi
selama 1 tahun =
13.700 Unit
Perhitungan cara di atas produksi
rata-rata perbulan =
1.141,67 unit
Bilangan bulat yang paling mendekati
dan mudah dilaksanakan : 1.100 unit.
Apabila produksi per bulan = 1.100
unit, maka kekurangannya : 13.700 - (12 x 1.100) = 500 unit
500 unit dialokasikan ke bulan-bulan dengan
tingkat penjualan tertinggi yaitu ;
Januari dengan tingkat
penjualan sebesar =1.500
unit.
Februari dengan tingkat
penjualan sebesar =1.600
unit
Maret dengan tingkat penjualan
sebesar =1.600unit
April dengan tingkat penjualan
sebesar =1.400
unit
Desember dengan tingkat
penjualan sebesar =1.400 unit
Maka
:
Masing-masing mendapat ;
(500 unit : 5) x 1 unit = 100 unit
Sehingga secara keseluruhan adalah :
- 5 bulan
masing-masing (1.100 + 100) unit =
6.000 unit
- 7 bulan
masing-masing 1.100 unit =
7.700 unit +
Jumlah =
13.700 unit
Bulan
|
Renc. Penjualan
|
Persd. akhir
|
Jumlah
|
Persd. Awal
|
Tingkat Produksi
|
|
Jan
|
1.500
|
1.700
|
3.200
|
2.000
|
1.200
|
|
Feb
|
1.600
|
1.300
|
2.900
|
1.700
|
1.200
|
|
Mar
|
1.600
|
900
|
2.500
|
1.300
|
1.200
|
|
Apr
|
1.400
|
700
|
2.100
|
900
|
1.200
|
|
Mei
|
1.200
|
600
|
1.800
|
700
|
1.100
|
|
Jun
|
1.000
|
700
|
1.700
|
600
|
1.100
|
|
Jul
|
700
|
1.100
|
1.800
|
700
|
1.100
|
|
Agst
|
600
|
1.600
|
2.200
|
1.100
|
1.100
|
|
Sep
|
900
|
1.800
|
2.700
|
1.600
|
1.100
|
|
Okt
|
1.100
|
1.800
|
2.900
|
1.800
|
1.100
|
|
Nov
|
1.200
|
1.700
|
2.900
|
1.800
|
1.100
|
|
Des
|
1.400
|
1.500
|
2.900
|
1.700
|
1.200
|
|
Total
|
14.200
|
1.500
|
29.600
|
2.000
|
13.700
|
Keterangan :
Persediaan Awal = Jumlah – Tingkat
Produksi
Persediaan Akhir = Nilai Dari Persediaan
Awal
Latihan. Contoh Kasus. 2
Bulan
|
Renc. Penjualan
|
|
Jan
|
6.000
|
|
Feb
|
6.400
|
|
Mar
|
6.400
|
|
Apr
|
5.600
|
|
Mei
|
4.800
|
|
Jun
|
4.000
|
|
Jul
|
2.800
|
|
Agst
|
2.400
|
|
Sep
|
3.600
|
|
Okt
|
4.400
|
|
Nov
|
4.800
|
|
Des
|
5.600
|
|
Total
|
56.800
|
Persediaan Awal = 8.000 Unit
Persediaan Akhir = 6.000 unit
Diminta : Susunlah
Anggaran Produksi menggunakan metode stabilitas produksi
B.
Anggaran
produksi dengan stabilitas persediaan
Disini perkembangan jumlah unit yang diproduksi dibiarkan
berfluktuasi, tetapi tingkat persediaan diusahakan stabil dari waktu ke waktu.
Cara yang dilakukan adalah persediaan awal dan persediaan
akhir ( dengan waktu bulanan, triwulan, semester, dll ).
Berdasarkan Contoh diatas :
Pengalokasian tingkat produksi tiap bulan dapat dilakukan
dengan dua cara :
a.
Persediaan awal tahun = 2.000 unit
Persediaan akhir tahun = (1.500 unit)
Selisihnya = 500 unit
Selisihnya tersebut dialokasikan per
bulan :
(500 : 12) x 1 unit = 41,67 unit
Kelemahan cara ini sering ditemukan bilangan-bilangan
tidak bulat, sehingga
sulit untuk dilaksanakan dengan tetap atau tepat.
b. Persediaan
awal tahun = 2.000 unit
Persediaan akhir tahun =( 1.500 unit )
Selisihnya = 500 unit
Agar didapat hasil bilangan bulat dan mudah dilaksanakan
maka 500 unit dibagi
dengan 5 sehingga :
(500 : 5) x 1 unit = 100 unit
Angka tersebut dialokasikan dari bulan Januari hingga
bulan Mei.
Bulan
|
Renc. Penjualan
|
Persd. akhir
|
Jumlah
|
Persd. Awal
|
Tingkat Produksi
|
|
Jan
|
1.500
|
1.900
|
3.400
|
2.000
|
1.400
|
|
Feb
|
1.600
|
1.800
|
3.400
|
1.900
|
1.500
|
|
Mar
|
1.600
|
1.700
|
3.300
|
1.800
|
1.500
|
|
Apr
|
1.400
|
1.600
|
3.000
|
1.700
|
1.300
|
|
Mei
|
1.200
|
1.500
|
2.700
|
1.600
|
1.100
|
|
Jun
|
1.000
|
1.500
|
2.500
|
1.500
|
1.000
|
|
Jul
|
700
|
1.500
|
2.200
|
1.500
|
700
|
|
Agst
|
600
|
1.500
|
2.100
|
1.500
|
600
|
|
Sep
|
900
|
1.500
|
2.400
|
1.500
|
900
|
|
Okt
|
1.100
|
1.500
|
2.600
|
1.500
|
1.100
|
|
Nov
|
1.200
|
1.500
|
2.700
|
1.500
|
1.200
|
|
Des
|
1.400
|
1.500
|
2.900
|
1.500
|
1.400
|
|
Total
|
14.200
|
1.500
|
33.200
|
2.000
|
13.700
|
Keterangan
Menentukan tingkat
persediaan:
Persediaan
akhir januari = 2000-100=1900, Februari = 1900-100=1800,
Maret =
1800-100=1700, April =
1700-100=1600, Mei =
1600-100=1500
Pengurangan s.d.
nilai selisih 500 unit habis (Januari s.d. Mei)
-
Tingkat Produksi = (Rencana Penjualan +
Persediaan Akhir) – Persediaan Awal
-
Persediaan awal = tingkat persediaan akhir
bulan sebelumnya
Latihan
Diminta : Susunlah anggaran
produksi berdasarkan data pada kasus 2 dengan menggunakan metode stabilitas
persediaan
C.
Anggaran
produksi dengan kombinasi stabilitas / Metode Kombinasi
Dengan cara ini,
tingkat produksi dan persediaan dibiarkan berubah-ubah. Meski demikian, tetap diusahakan
terjadi keseimbangan optimum antara tingkat penjualan, persediaan dan produksi.
Dalam
beberapa situasi, manajemen dapat mengambil kebijaksanaan seperti :
v
Tingkat produksi tidak boleh berfluktuasi lebih
dari 15% diatas atau dibawah rata- rata bulanan.
v
Tingkat persediaan tidak boleh lebih dari 1.600
unit dan tidak boleh kurang dari setengahnya persediaan maksimal.
v
Produksi bulan Juli - Agustus - September boleh
dikurangi 30% dari tingkat produksi normal karena adanya penurunan Permintaan.
Penyelesaian :
Jumlah yang harus diproduksi adalah :
Penjualan 1 tahun = 14.200 unit
Persediaan akhir tahun = 1.500
unit +
Kebutuhan 1 tahun = 15.700 unit
Persediaan awal tahun = 2.000
unit -
Jumlah
yang harus diproduksi =
13.700 unit
v
Tingkat
produksi tidak boleh berfluktuasi lebih dari 15% diatas atau dibawah rata- rata
bulanan.
Produksi
Normal = 13.700 unit / 12 =
1.141,67 pembulatan 1.312
Produksi
Maksimum = 115 % x 1.141,67 = 1.312
Produksi
Minimum = 85 % x 1.141,67 =
970
v
Tingkat
persediaan tidak boleh lebih dari 1.600 unit dan tidak boleh kurang dari
setengahnya persediaan maksimal. ( Batasan minimal & Maksimal jumlah
persediaan per bulan)
Persediaan
Maksimal 1.600
Persediaan
Minimal = 0,5 x 1.600 = 800
v
Produksi
bulan Juli - Agustus - September boleh dikurangi 30% dari tingkat produksi normal
karena adanya penurunan Permintaan.
Produksi Juli, Agustus,
September = 70 % x 1.141,67
=
800 Unit
Bulan
|
Renc. Penjualan
|
Persd. akhir
|
Kebutuhan
|
Persd. Awal
|
Tingkat Produksi
|
|
Jan
|
1.500
|
1.600
|
3.100
|
2.000
|
1.100
|
|
Feb
|
1.600
|
1.300
|
2.900
|
1.600
|
1.300
|
|
Mar
|
1.600
|
1.000
|
2.600
|
1.300
|
1.300
|
|
Apr
|
1.400
|
700
|
2.100
|
1.000
|
1.100
|
|
Mei
|
1.200
|
600
|
1.800
|
700
|
1.100
|
|
Jun
|
1.000
|
700
|
1.700
|
600
|
1.100
|
|
Jul
|
700
|
1.100
|
1.800
|
700
|
1.100
|
|
Agst
|
600
|
1.600
|
2.200
|
1.100
|
1.100
|
|
Sep
|
900
|
1.800
|
2.700
|
1.600
|
1.100
|
|
Okt
|
1.100
|
1.800
|
2.900
|
1.800
|
1.100
|
|
Nov
|
1.200
|
1.700
|
2.900
|
1.800
|
1.100
|
|
Des
|
1.400
|
1.500
|
2.900
|
1.700
|
1.200
|
|
Total
|
14.200
|
1.500
|
29.600
|
2.000
|
13.700
|
Latihan
Diminta : Susunlah anggaran
produksi berdasarkan data pada kasus 2 dengan menggunakan metode Kombinasi
Dengan Data Tambahan :
v
Tingkat produksi tidak boleh berfluktuasi lebih
dari 15% diatas atau dibawah rata- rata bulanan.
v
Tingkat persediaan tidak boleh lebih dari 6.400
unit dan tidak boleh kurang dari setengahnya persediaan maksimal.
v
Produksi bulan Juli - Agustus - September boleh
dikurangi 30% dari tingkat produksi normal karena adanya penurunan Permintaan.
8.
Manfaat
Kebijaksanaan Persediaan
v
Untuk menempatkan perusahaan pada posisi yang
selalu siap untuk melayani penjualan
v
Untuk membantu dicapainya kapasitas produksi
yang terus menerus dan seimbang
Untuk memungkinkan tercapainya hal-hal tersebut
diatas, ada faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan, yaitu:
v
Daya tahan barang yang disimpan
v
Sifat penawaran bahan mentah
v
Biaya-biaya yang timbul
v
Besarnya modal kerja yang tersedia
v
Risiko-risiko yang harus ditanggung (manusia,
alam, sifat barang itu sendiri).
A. Penentuan Besarnya Persediaan
a. Disesuaikandengankebutuhanbulanan
Apabila kebutuhan akan bahan / barang setiap bulan sama
maka digunakan rata-rata bulanan atau rata-rata sederhana
Contoh:
Kebutuhan barang setahun = 28.800
Kebutuhan per bulan = 28.800 / 12 = 2.400 unit
Jadi jika perusahaan menentukan 2 bulan persediaan,
maka besarnya persediaan adalah 2.400 x 2 = 4.800 unit
Apabila kebutuhan akan barang / bahan setiap bulannya tidak
sama, maka dipaka imetode rata-rata bulanan yang bergerak:
Contoh:
Kebutuhan bulanan :
Januari 1.200unit April 1.200
unit
Februari 600
unit Mei 1.800 unit
Maret 900
unit
Kebutuhan bulanan dengan rata-rata bergerak :
Feb = (1.200 + 600 + 900) / 3 = 900
Maret = (600 + 900 + 1.200) / 3 = 900
April = (900 + 1.200 + 1.800 ) / 3 = 1.800
Apabila
perusahaan menentukan 2 bulan kebutuhan maka besarnya persediaan:
Februari = 2
x 900 = 1.800 unit
Maret = 2
x 900 = 1.800 unit
April = 2
x 1.300 = 2.600unit
b. Dengan menghitung tingkat perputaran
persediaan
Banyak perusahaan mengambil tingkat perputaran
persediaan sebagai dasar untuk menentukan tingkat persediaan.
Tingkat Perputaran =
Persediaan Rata-Rata =
Contoh:
Rencana penjualan selama 1 tahun adalah 900.000 unit.
Persediaan awal tahun diperkirakan sejumlah 150.000 unit. Persediaan akhir
sebesar 450.000 unit.
Hitunglah persediaan rata-rata dan perputaran
persediaan
Penyelesaian
:
Persediaan Rata-Rata =
= 300.000
Tingkat Perputaran =
= 3 x