“Tak terasa sudah lebih dari setahun terpisah dengannya namun cinta dan
kasih sayang ini masih terasa untuknya. Mungkin hanya mimpi saja yang
bisa mempertemukanku dengannya. Ataukah takdir punya cara lain untuk
mempersatukanku. Setiap saat aku merindukannya. Memang ia adalah masa
lalu terindah bagiku yang takkan mungkin terlupakan.”, terhanyutku pada
lamunan pagi ini..
Selintas membayang pada sebuah kenangan masa
lalu, dimana masa-masa terindah yang kulalui dengan bahagia bersamanya.
Aku (sapa saja aku Yuli) pernah merasakan semua hal yang indah
bersamanya, pun duka pernah menjadi teman setiaku dengannya. Sungguh
bahagia kala itu, dan masih terasa hingga saat ini. Lalu membentuk
sebuah jembatan rindu yang sayangnya sulit untuk kuseberangi lagi,
seakan terputus namun masih berdiri kokoh. Inilah yang paling buatku
sesak, seperti ada jalan menuju hatinya tapi jalan buntu pula. Semua tak
lebih dari sebuah jebakan bagiku.
“Yuli, kenapa kamu masih
menjomblo begini? Ada baiknya kamu membuka hatimu, masih banyak kok
laki-laki yang baik diluar sana menanti cintamu. Ayolah, Yuli, hidup ini
indah.”, tanya sahabatku Nhiar, sambil memotivasiku. “Hhhhhmmm (narik
nafas panjang).. Aku sudah belajar untuk membuka hatiku kepada
seseorang, tapi masa laluku seakan menjadi hantu penunggu dalam hatiku,
ia menakutiku dengan kenangan-kenangan indahnya jikalau aku dekat dengan
seseorang (laki-laki). Apa yang mesti kulakukan dengan keadaan seperti
ini , Nhiar?”, jawabku curahkan isi hati. Dan, sekejap suasana menjadi
hening, tak ada jawaban setelah keluhanku menggerutu. Sahabatku (Nhiar)
pun menunduk lesu, seakan ingin memberikan jawaban yang tak mampu
menembus telingaku atau bisa jadi membuat pecah gendang telinga ini
mendengarnya. Dia pun memilih membisu. “Nhiar, kenapa kamu terdiam?”,
tanyaku ragu. “Aku cuma berpikir bagaimana jalan keluar yang terbaik
untuk yang kamu alami saat ini, Yuli.”, jawabnya membuat lega hatiku.
Ya, Nhiar adalah salah satu sahabatku dari Cluex, masih ada Aidha dan
Unhi. Mereka adalah sahabat terbaikku. Namun sayang, aku tetap saja
membutuhkan seseorang seperti yang ada dimasa laluku. Wajarlah, aku
hanya mahluk yang mempunyai hati yang kodratnya sudah ditentukan. Aku
mendapat cinta dari sahabat-sahabatku, dan aku masih membutuhkan cinta
dari seseorang yang akan menjadi imamku kelak. Itu adalah hal yang tak
mungkin aku munafikkan.
Masih dalam bayang masa lalu. Ia
sepertinya sudah menjadi darah dalam nadiku, mengalir beriring detak
jatungku. Jika rasa rindu ini menggebu-gebu tak tanggung-tanggung aku
sengaja melintas mondar mandir didepan tempat dimana ia bekerja, ataupun
sengaja memandangnya dari kejauhan. Setidaknya, jika melihatnya itu
sudah mampu mengobati rindu yang mungkin saat ini berjalan sebelah kaki
saja. Yah, itu memang wajar karena hanya aku sendiri yang mungkin
terlalu berlebihan rasa kepadanya, dan sebaliknya berbeda dengan apa
yang kurasakan. Ia mungkin sudah bahagia dengan yang lain. Sungguh
ironis hidup ini. Akan tetapi, semua itu tak akan merubah kerasnya
pendirianku. Aku tetap saja berjalan ibarat sebelah kaki saja, menempuh
rasa yang tak akan pernah terlepas dari dalam hatiku. Semua layaknya
sudah mendarah daging, aku masih mencintainya, merindukannya,
memimpikannya, dan mengharapkannya, meski semua itu tak kutemukan pada
dirinya saat ini. Dan aku hanya pasrah mengikuti arusnya, biarlah waktu
yang menjawabnya dan melepaskanku dari jerat cinta yang tak berkesudahan
ini.
Hari-hari yang kujalani hanya menjadi kawan yang mudah
berlalu begitu saja dari hidupku. Telah banyak menghapiriku dan mengetuk
pintu hatiku namun aku enggan membukakannya sebab, masih ada yang
menghuninya dan aku takut dengan semua itu. Ia lagi-lagi menghantuiku
dengan kenang-kenangan indahnya, jangankan membukakan hatiku pada yang
lain, untuk menyentuhnya pun serasa enggan buatku. Ibarat sebuah kutukan
semua itu pantang bagiku.
Entahlah, sampai kapan aku harus
menjalani semua ini, aku tak mengetahuinya. Hanya pasrah yang selalu
membisiki tiap lelahku, aku seakan tersesat dipersimpangan hati ini dan
tak kutemukan jalan keluarnya dimana. Membuatku nampak bodoh ataupun
jadi gila, aku tak tahu sungguh aku tak mengetahui dimana letak
kebahagianku kelak, semua masih menjadi misteri teka teki yang sangat
sulit aku pecahkan jawabannya. Dan biarkan berlalu, masa laluku..
"Arif Al Khayal"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar