Sabtu, 12 Oktober 2013

"Dan Biarkan Berlalu,,,Masa Laluku"

“Tak terasa sudah lebih dari setahun terpisah dengannya namun cinta dan kasih sayang ini masih terasa untuknya. Mungkin hanya mimpi saja yang bisa mempertemukanku dengannya. Ataukah takdir punya cara lain untuk mempersatukanku. Setiap saat aku merindukannya. Memang ia adalah masa lalu terindah bagiku yang takkan mungkin terlupakan.”, terhanyutku pada lamunan pagi ini..
Selintas membayang pada sebuah kenangan masa lalu, dimana masa-masa terindah yang kulalui dengan bahagia bersamanya. Aku (sapa saja aku Yuli) pernah merasakan semua hal yang indah bersamanya, pun duka pernah menjadi teman setiaku dengannya. Sungguh bahagia kala itu, dan masih terasa hingga saat ini. Lalu membentuk sebuah jembatan rindu yang sayangnya sulit untuk kuseberangi lagi, seakan terputus namun masih berdiri kokoh. Inilah yang paling buatku sesak, seperti ada jalan menuju hatinya tapi jalan buntu pula. Semua tak lebih dari sebuah jebakan bagiku.
“Yuli, kenapa kamu masih menjomblo begini? Ada baiknya kamu membuka hatimu, masih banyak kok laki-laki yang baik diluar sana menanti cintamu. Ayolah, Yuli, hidup ini indah.”, tanya sahabatku Nhiar, sambil memotivasiku. “Hhhhhmmm (narik nafas panjang).. Aku sudah belajar untuk membuka hatiku kepada seseorang, tapi masa laluku seakan menjadi hantu penunggu dalam hatiku, ia menakutiku dengan kenangan-kenangan indahnya jikalau aku dekat dengan seseorang (laki-laki). Apa yang mesti kulakukan dengan keadaan seperti ini , Nhiar?”, jawabku curahkan isi hati. Dan, sekejap suasana menjadi hening, tak ada jawaban setelah keluhanku menggerutu. Sahabatku (Nhiar) pun menunduk lesu, seakan ingin memberikan jawaban yang tak mampu menembus telingaku atau bisa jadi membuat pecah gendang telinga ini mendengarnya. Dia pun memilih membisu. “Nhiar, kenapa kamu terdiam?”, tanyaku ragu. “Aku cuma berpikir bagaimana jalan keluar yang terbaik untuk yang kamu alami saat ini, Yuli.”, jawabnya membuat lega hatiku.
Ya, Nhiar adalah salah satu sahabatku dari Cluex, masih ada Aidha dan Unhi. Mereka adalah sahabat terbaikku. Namun sayang, aku tetap saja membutuhkan seseorang seperti yang ada dimasa laluku. Wajarlah, aku hanya mahluk yang mempunyai hati yang kodratnya sudah ditentukan. Aku mendapat cinta dari sahabat-sahabatku, dan aku masih membutuhkan cinta dari seseorang yang akan menjadi imamku kelak. Itu adalah hal yang tak mungkin aku munafikkan.
Masih dalam bayang masa lalu. Ia sepertinya sudah menjadi darah dalam nadiku, mengalir beriring detak jatungku. Jika rasa rindu ini menggebu-gebu tak tanggung-tanggung aku sengaja melintas mondar mandir didepan tempat dimana ia bekerja, ataupun sengaja memandangnya dari kejauhan. Setidaknya, jika melihatnya itu sudah mampu mengobati rindu yang mungkin saat ini berjalan sebelah kaki saja. Yah, itu memang wajar karena hanya aku sendiri yang mungkin terlalu berlebihan rasa kepadanya, dan sebaliknya berbeda dengan apa yang kurasakan. Ia mungkin sudah bahagia dengan yang lain. Sungguh ironis hidup ini. Akan tetapi, semua itu tak akan merubah kerasnya pendirianku. Aku tetap saja berjalan ibarat sebelah kaki saja, menempuh rasa yang tak akan pernah terlepas dari dalam hatiku. Semua layaknya sudah mendarah daging, aku masih mencintainya, merindukannya, memimpikannya, dan mengharapkannya, meski semua itu tak kutemukan pada dirinya saat ini. Dan aku hanya pasrah mengikuti arusnya, biarlah waktu yang menjawabnya dan melepaskanku dari jerat cinta yang tak berkesudahan ini.
Hari-hari yang kujalani hanya menjadi kawan yang mudah berlalu begitu saja dari hidupku. Telah banyak menghapiriku dan mengetuk pintu hatiku namun aku enggan membukakannya sebab, masih ada yang menghuninya dan aku takut dengan semua itu. Ia lagi-lagi menghantuiku dengan kenang-kenangan indahnya, jangankan membukakan hatiku pada yang lain, untuk menyentuhnya pun serasa enggan buatku. Ibarat sebuah kutukan semua itu pantang bagiku.
Entahlah, sampai kapan aku harus menjalani semua ini, aku tak mengetahuinya. Hanya pasrah yang selalu membisiki tiap lelahku, aku seakan tersesat dipersimpangan hati ini dan tak kutemukan jalan keluarnya dimana. Membuatku nampak bodoh ataupun jadi gila, aku tak tahu sungguh aku tak mengetahui dimana letak kebahagianku kelak, semua masih menjadi misteri teka teki yang sangat sulit aku pecahkan jawabannya. Dan biarkan berlalu, masa laluku..

"Arif Al Khayal"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar