Ada yang menertawakanku di ujung sana,
Begitu hebat tawanya hingga sangat jelas tawa yang aku dengar.
Siapa disana???
Aku mulai mencari, menyusuri lorong gelap yang pernah aku lalui..
Di ujung sana, ku dapati setia yang melebur bersama luka, ditertawai oleh penyesalan.
Sungguh angkuh rasa sesal itu, hingga begitu tega menertawai setia yang ada.
Lukanya dalam ternyata pantas jika sesal itu begitu girangnya menari diatas khianat.
Ah sudahlah, aku ingin kembali berjalan meski penyesalan menertawai, meski ia menari bersama khianat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar